Suweg (Amorphophallus variabilis) adalah tanaman anggota marga Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan iles-iles (A. muelleri). Suweg (berasal dari bahasa Jawa) sering dicampurbaurkan dengan iles-iles karena keduanya menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan dan ada kemiripan dalam morfologi daun pada fase vegetatifnya. Nama lainnya adalah porang, meskipun nama ini juga dipakai untuk iles-iles. Nama-nama dalam bahasa lain: elephant foot yam[4][5] atau stink lily (bahasa Inggris), teve (bahasa Tonga), jimmikand, suran, chenna, ol (bahasa Bengal), serta oluo (bahasa Odia). Suweg adalah tanaman asli Asia Tenggara dan tumbuh di hutan-hutan kawasan Malesia, Filipina, serta India tropik (bagian selatan).
|
Deskripsi Tanaman Suweg
Suweg merupakan tumbuhan Terna, tahunan
namun dapat dianggap dwimusim karena fase
vegetatif dan generatif muncul tidak bersamaan. Fase vegetatif tampak sebagai
dedaunan bercabang-cabang dengan "batang" lunak. Batang sejati tidak
ada tetapi berupa umbi yang selalu berada di bawah permukaan tanah. Umbi batang
membentuk anakan umbi dari samping dan dapat memunculkan daun sehingga
kadang-kadang tampak seperti berumpun, umbi mengandung pati yang komposisinya
didominasi oleh mannan; warna umbi putih, sering dengan semburat warna merah jambu atau ungu. Warna
umbi ini berbeda dari iles-iles maupun walur (acung), yang
warna umbinya kuning
Bunga
muncul apabila simpanan energi berupa tepung di umbi sudah mencukupi untuk
pembungaan. Sebelum bunga muncul, seluruh daun termasuk tangkainya akan layu.
Bunga tersusun majemuk berupa struktur khas talas-talasan, yaitu bunga-bunga
tumbuh pada tongkol yang dilindungi oleh seludang
bunga. Kuntum bunga tidak sempurna, berumah satu, berkumpul di sisi
tongkol, dengan bunga jantan terletak di bagian distal (lebih tinggi) daripada
bunga betina. Struktur generatif ini pada saat mekar mengeluarkan bau bangkai
yang memikat lalat untuk membantu penyerbukannya.
Perkembangbiakan
secara generatif dengan biji atau secara vegetatif dengan anakan umbi.
|
Kandungan
Gizi dalam Umbi Suweg
Kandungan gizi setiap 100 gram umbi suweg
meliputi:
Kalori 60 –69 kal, Protein 1 gr, Lemak 0,1
gr, Karbohidrat 15,7 gr, Kalsium 62 mg, Fosfor 41 mg, Besi 4,2 mg, Vit B1 0,07
mg, Air 82 gr. (Sutomo, 2008)
Menurut Didah Nur Faridah dari Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian
Bogor, Umbi Suweg apabila telah diolah menjadi tepung jika dibandingkan dengan
tepung garut (salah satu sumber karbohidrat alami terbaik) ternyata kandungan
serat tepung suweg lebih tinggi. Tepung garut memiliki nilai total serat pangan
hanya 9,89 persen sementara serat tepung suweg yang teruji ternyata mencapai
15,09 persen. Setelah diteliti, ternyata Umbi suweg juga berpotensi sebagai
pangan alternatif diet bagi penderita diabetes millitus karena nilai IG-nya
cukup rendah yaitu sebesar 42. Berdasarkan kajian inilah umbi suweg termasuk
dalam bahan pangan yang memiliki nilai IG rendah (kurang dari 55).
Manfaat
Umbi Suweg
Suweg bersifat anti inflamasi, antiracun,
mencegah pendarahan, dan mengobati luka. Umbi suweg segar mempunyai manfaat dan
khasiat sebagai obat bisul dan luka, baik luka baru maupun luka karena terkena
bisa. Selain itu, umbi suweg juga mampu menurunkan kadar gula darah pada
penderita penyakit diabetes melitus atau sering dikenal dengan nama kencing
manis.
Selain itu, Umbi suweg juga memiliki
kandungan serat yang cukup tinggi. Konsumsi serat pangan dalam jumlah tinggi
akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit
seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, dan
kolesterol tinggi dalam darah.
Tepung Umbi Suweg
Indonesia saat ini masih bergantung 100% dengan gandum impor. Sepanjang tahun 2011, ada impor 6,3 juta ton gandum dengan nilai US$ 2,5 miliar. Jumlah ini akan terus bertambah karena besarnya permintaan produk gandum di Tanah Air. Sementara produksi gandum di dalam negeri nyaris nihil hanya sebatas produksi tingkat uji coba laboratorium.
Tepung Umbi Suweg
Indonesia saat ini masih bergantung 100% dengan gandum impor. Sepanjang tahun 2011, ada impor 6,3 juta ton gandum dengan nilai US$ 2,5 miliar. Jumlah ini akan terus bertambah karena besarnya permintaan produk gandum di Tanah Air. Sementara produksi gandum di dalam negeri nyaris nihil hanya sebatas produksi tingkat uji coba laboratorium.
Tanpa disadari impor gandum dalam jumlah yang fantastis ini dapat
mengancam stabilitas perekonomian negara karena harga akan dikendalikan
oleh negara-negara produsen sedangkan negara konsumen dalam hal ini
adalah Indonesia hanya dapat menerima berapapun harga yang ditawarkan
sehingga dapat menguras habis anggaran belanja. Apabila terjadi keadaan
demikian pastinya Indonesia menjadi negara yang sangat dirugikan karena
100% gandum yang dikonsumsi oleh masyarakat berasal dari luar negeri.
|
Sumber :
- http://banten.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/suweg-pdf.pdf
- http://asharibs.blogspot.com/2011/09/rahasia-besar-dibalik-umbi-suweg.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Suweg
- http://herbal.tanijogonegoro.com/2013/07/suweg.html?m=0- http://id.wikipedia.org/wiki/Suweg
Budi daya suwek pabrik nya dimana klau kami harus jualnya..
BalasHapusMohon petunjuk..
Berapa harga sueg
BalasHapusDimana saya bisa jual suweg...
BalasHapusAda sekitaran 10 ton lebih sama saya...
Mohon infonya ?
Wa :085277756890
Lokasi saya Ada di Aceh
HapusSebagai negara agraris indonesia harus lebih peka... dalam hal ini, pemeritah(pihak yang dibidangnya) bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya petani agar mereka bisa memahami setiap perkembangan dalam pertania. Langkah ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
BalasHapusKami ingin Studi tiru untuk mendapatkan Optimalisasi Pengolahan Umbi Suweg.. dimana kami bisa Melakukan STUDI TIRU.. mohon infokan via wa saya.. 081802866234
BalasHapusDimanakah pabrik / penampung nya??
BalasHapusDimana saya bisa menjual umbi suweg ?! Mohon tanggapan dari produksi tepung suweg, agar kami bisa mendapatkan hasil dari tanaman tersebut. Terima kasih
BalasHapus